Bermain air, basah...
Bermain api, hangus...
Bermain BOM...???....
Dr. Azahari bin Husin, orang paling diburu mati.
mati, tewas, meninggal dunia, wafat, mangkat atau...???...
Kata mana yang paling pas??
Dimana dia sekarang? Di surgakah? atau masih dalam perut burung berwarna hijau yang terbang ke jannah, seperti keyakinan orang di dalam vcd rekaman teroris itu.
Apakah ia menemui apa yang ia yakini? Berkumpulkah ia dengan orang yang dikasihinya? atau malah bertemu dengan para korban tindakannya?
Pertanyaan itu terus mengawang di kepala selama lima hari menunggui jenazahnya. jenazah atau mayat atau seonggok daging..?? hemm perdebatan yang seru!!
Hari Jum'at setelah ritual, dengan Mira. Gerimis membasahi pelataran parkir RS Polri Sukanto. Mobil melewati portal yang bertuliskan khusus ambulance. Ruangan Pathology Forensic. Papan bercat hijau menempel di dinding luar ruangan berlantai dua. Di pintu masuk, teronggok ranjang besi khas rumah sakit. Di samping kanan bangunan, tepat di depan toilet yang tak berfungsi, keranda dan peti mayat tergeletak. Entah pernah ditiduri oleh siapa.
Azahari terbaring di ruang tengah sebelah belakang sedang Amran..??? (Agus Puryanto) di sebelah depan.
Ambulance hijau, berhenti. Keluar seorang bintara polisi dari belakang kemudi. Serombongan polisi mendekat. Pintu belakang dibuka. Tampak peti mati warna coklat mengkilat. Digotong ke dalam. Jurnalis yang sedari pagi BT nunggu lekas mengerubungi peti itu. Tak lama proses pemindahan, lalu pintu ruangan kembali dikunci rapat.
Sabtu tidak ada apa-apa. Minggu tidak ada apa-apa. Senin tidak ada apa-apa. Selasa - Rabu gue libur... Asyik...
Kamis, matahari belum tinggi. Kembali meluncur ke Kramat Jati membelah keramaian pasar. Sisa ikan semalam bertengger di tepi jalan. Belum banyak rekan lain yang datang. Info awal Bani Yamin akan datang, memandikan dan menyolatkan Azahari.
Campers dan pewarta foto mengatur posisi di sekeliling mushola As Syifa. Bermacam benda di sekitar lokasi dimanfaat sebagai alat panjat. Saat kepepet ide cerdas sering nongol..
Skenario berubah. Bani Yamin datang langsung masuk ke dalam. Polisi merapatkan barisan di mulut pintu keluar sampai mobil jenazah. Nissan terrano -mungkin punya Den 88- melintas. Taktik jitu mengalihkan perhatian dan konsentrasi rekan2 yang sudah bergerombol mengerubungi barisan polisi. Peti mati coklat mengkilat didorong keluar. Menembus rangsekan jurnalis yang berebut gambar.
Mobil jenazah langsung tancap gas. Di kargo Garuda, peti mati dibungkus lagi. Lalu di masukan ke lambung pesawat.
Sore 15.45 Deru pesawat Malaysia Airlines menerbangkan Azahari. Meninggalkan Indonesia. Meninggalkan luka dan duka.
Tweets
Total Pageviews
Popular Posts
-
Didekap asap pembakaran ratusan babi dalam upacara Rambu Tuka. Hanya bisa dialami di Toraja Baronang Bakar ...
-
Buruh rokok selalu dijadikan tameng industri untuk menghalau peraturan pengendalian tembakau. Padahal, hak mereka nyaris tak dipenuhi. Aza...
-
Teluk Jakarta ternyata memabukkan. Mabuk bikin lupa daratan. Aku dan beberapa teman wartawan dari berbagai daerah menjadi ”korban...
-
Rules Buka laptop atau komputer, jangan ngetik pake hand phone Setel alarm or timer 20 menit Yaaak menulislah, tuliskan apa yang terlin...
-
Vacancy: SEAPA Executive Director SEAPA is looking for an Executive Director to lead its Secretariat office in Bangkok, Thailand...
Labels
Blog Archive
Contact Us
Radio Sunnah
About
Follow us on facebook
Powered by Blogger.
Latest News
Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab
0 komentar:
Post a Comment