Kecil jadi teman
Besar jadi lawan
Hidup di Ibukota senantiasa mesti waspada. Ulah manusia dan ulah alam tidak bisa diduga kapan datang. Api dan air. Kebakaran dan banjir selalu mengintai warga Jakarta. Kamis, di sore yang cerah, langit sekitaran Gambir berasap. Komplek perkantoran di jalan Batu 1 Gambir Jakarta membara. Api menari-nari, angin mempermainkan asap yang memedihkan mata. Orang-orang berjejalan. Kebiasaan ini yang tidak sukai. Di mana dan kapanpun serta kejadian apapun, orang Indonesia pasti bergerombol. Menonton. Ya.. hanya bengong menonton. Di kebakaran Gambir jelas-jelas asap tebal menyesakkan dada. Aku kalo tidak bertugas meliput lebih baik menyingkir jauh. Mata ku sudah pedih, paru-paru sesak. Untung ada Adel yang sempat menolong mengambil gambar beberapa shot.
Apa kita ini kurang tontonan ya..?? Apa jumlah dan acara stasiun TV kurang..??
PAs baru mendarat di Jogja tanggal 1 Juni beberapa setelah gempa, di jalanan banyak p\ibu-ibu nenek-nenek dan anak-anak meminta bantuan. Terkesan mengemis. KEtika mobil berhenti sejenak untuk bertanya arah dan alamat, segera saja para korban gempa itu merubung. Mengacungkan tangan mengharap apa saja. KArena tidak membawa apapun termasuk uang yang pas-pas-an aku menolak.
"Gitu aja, gak bawa apa-apa.. cuman nonton ya... kami ini bukan tontonan"
Aku terhenyak mendengar gerutuan itu. Kami bukan tontonan. SIapa yang menonton mereka?
Untuk apa menonton mereka? BEgitu nyampe di Bawuran titik live tim liputan, aku melihat rangkaian rombongan sepeda motor. Sepasang muda-mudi berpenampilan modis layaknya orang bertamasya bersliweran.
Ya rombongan itu cuman bersliweran, cuci mata seperti di mall-mall.
Doing nothing bring nothing. just window shopping. Brengsek..
Ketika melintas di jalan Prangtritis di depan kampus ISI akan meliput trauma healing, terdengar sirene meraung. Rombingan Ikatan Motor Besar Indonesia menjejali jalan. Sang jenderal Sarens Sudiro memimpin di depan bergaya bak Mac Arthur memimpin bala tentara sekutu menuju medan perang. BAntuan IMBI untuk korban GEmpa Jogja begitu spanduk yang tertera di kap mobil. Puluhan VW memadati jalan. Tapi tiap mobil hanya diisi 2 orang, pengemudi dan sebelahnya, terkadang cewek seperti pasangan kekasih atau suami istri. Dan rangkaian VW kosong panjang.
Kalo niat menolong mbok ya satu mobil diisi penuh orang atau bantuan sehingga rombongan tidak panjang dan bikin macet jalan. Siapa tahu ada ambulans yang mengangkut korban malah terhambat karena rombongan itu.
Tapi kalo niat touring, jalan-jalan dan melihat-lihat jangan di daerah bencana. Indonesia banyak memiliki tempat wisata.
Tweets
Total Pageviews
Popular Posts
-
Didekap asap pembakaran ratusan babi dalam upacara Rambu Tuka. Hanya bisa dialami di Toraja Baronang Bakar ...
-
Buruh rokok selalu dijadikan tameng industri untuk menghalau peraturan pengendalian tembakau. Padahal, hak mereka nyaris tak dipenuhi. Aza...
-
Teluk Jakarta ternyata memabukkan. Mabuk bikin lupa daratan. Aku dan beberapa teman wartawan dari berbagai daerah menjadi ”korban...
-
Rules Buka laptop atau komputer, jangan ngetik pake hand phone Setel alarm or timer 20 menit Yaaak menulislah, tuliskan apa yang terlin...
-
Vacancy: SEAPA Executive Director SEAPA is looking for an Executive Director to lead its Secretariat office in Bangkok, Thailand...
Labels
Blog Archive
Contact Us
Radio Sunnah
About
Follow us on facebook
Powered by Blogger.
Latest News
Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab
0 komentar:
Post a Comment