Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

18 February 2007

Istana

Share
nyAku mengetik dan mengirim tulisan ini dari salah satu komputer di "Ruangan Bioskop" tempat ngumpul para jurnalis peliput istana. Dari proyeksi awal, aku ditugasi mewawancarai Mensesneg Yusril Ihza Mahendra, yang lagi disorot karena tindakan serangan balik ke KPK. Jarum jam di pukul 9 pagi. Kantor Kementrian Sekretaris Negara masih lengang. Dua orang UKD Unit Keamanan Dalam duduk di balik meja. Setelah mengutarakan maksud dan tujuan, seorang petugas, Panggih berinisiatif ke atas mencari Sespri atau staf Yusril. Sembari menunggu di bawah aku ngobrol ringan di Suwarto, petugas UKD satunya. Lisa melihat-lihat jejeran foto mantan Mensesneg yang pernah menjabat di gantung di tembok bercat kuning.

Sespri belum datang. "Gak tentu sih mas, bapak datangnya jam berapa aja. Tapi sebelum bapak datang, para sespri udah datang duluan" kata Panggih. Ya menunggulah aku. Salah satu syarat bila pengin jadi jurnalis, mau dan mampu menunggu di tengah ketidapastian. Tidak mudah jemu, kreatif membuang waktu.
Langit mendung. Aspal mulai basah oleh gerimis. Kantuk menyerang. Baca Koran Tempo malah makin ngantuk. Datanglah Sutikno. "Nanti kalo bapak datang, mas jangan disini, di belakang aja" sergah Sutikno tiba-tiba.
"Maksud loe.." mata ku langsung terbuka.
Suasana menghangat. Tangan kanan pegang HT, mulut Sutikno komat-kamit ngomong aturan di Setneg.

Sejenak terputus. Pindah komputer, karena ada pendingin udara yang memyemburkan hawa dingin dari belakang ke sekujur tubuh. Pindah ke komputer sebelah, hangat, badan langsung terasa masuk angin.

Ke Biro Pers dan Media Kepresidenan. Mengambil kartu Media Istana. Ada delapan nama dari TransTV Aditya Heru Wardhana,Reza, Pir, Budi Ir, DZ, Rizky, Tina, Yudi. Baru tiga nama yang sudah mengambil, aku yang keempat.
Kartu Identitas, seukuran kartu identitas lain tapi melintang horisontal. Kartu lazimnya tegak vertikal tapi Id Istana mendatar. Sebelah kiri foto seukuran 3x4, sebelah kanan nama dan asal media. melintang di bawah Media Istana Kepresidenan. Di bagian belakang tertera tandatangan DJ Nachrowi, Kepala Biro Pers dan Media.
"Wah.. beda ama yang dulu. Yang ini tidak ada gambar garudanya, polisi khan takut ama burung garuda" celetukku.

Kepotong lagi. balik ke kantor Sesneg. Buru memburu Yusril. Telpon kanan kiri. Telpon ke rumah, istri Yusril yang masih kinyis-kinyis itu lagi ngelencer ke luar negeri. Telpon ajudannya, Yusril katut ngelelencer si istri. Jam dua siang, Andi M janji ngomong. Balik ke istana, di Bioskop. Anak-anak menyerbu nasi kotak. Bertanya-tanya dari mana nasi kotak ini. Tumben-tumbenan gak ada acara apapun. "Dari bu Yusril" celetuk ringan. Aku menari di belakang monitor layar datar dengan CPU yang agak lelet.

Biar urusan lancar.

0 komentar: