Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

20 June 2006

UAN

Share
Mata Siti Hapsah memerah. Suaranya tercekat di tenggorokan karena menahan tangis yang akhirnya meledak di tengah ruang padat orang. Selasa siang, di lantai 11 Wisma Kodel, Siti menumpahkan kekesalan hatinya.

" Aku sudah tiga hari gak bisa makan. Aku seharusnya di terima di IPB tapi gara-gara hanya ujian matematika sekarang aku tidak lulus" isak Siti.

Impian Siti untuk menuntut ilmu di perguruan tinggi punah. Prestasi yang ia rintis sejak kelas 1 dan berbuah PMDK (Penelusuran MInat dan KEmampuan) di IPB hilang bak debu tertiup angin Ujian Akhir Nasional. Nilai Bahasa Indonesia 8,5 Bahasa Inggris 8,0 tapi Matematika 4,00 dibawah standar 4,26. Ia mengaku shock.

Siti tidak sendirian . Ada ribuan siswa korban UAN. DI ruangan bersama SIti juga ada siswi yang telah mendapat beasiswa ke Jerman tapi tidak jadi terbang ke negara Hitler itu karena gak lulus UAN. Di salah satu SMU di Sulawesi hanya 6 siswa dari 150 siswa yang lulus.

Bambang Sudibyo Menteri Pendidikan Nasional yang lebih gape ngurus duit dengan enteng menyalahkan pihak perguruan tinggi yang memberi PMDK pada siswa yang tidak lulus UAN.
Pernyataan cucu tangan dan melempar tanggungjawab.
PMDK sudah berlangsung sekian lama, sedang UAN hanya baru dilaksanakan. UAN telah mengkhianati amanat Undang-undang Pendidikan.
UAN dilaksanakan demi gelontoran duit 280 milyard. Angka yang menggiurkan bagi tikus-tikus pemakan duit rakyat. Departemen Pendidikan Nasional nampaknya masih dijejali tikus-tikus kantor nan rakus.
Siswa, tunas harapan negara menjadi korban.

0 komentar: