Copyrights @ Journal 2014 - Designed By Templateism - SEO Plugin by MyBloggerLab

19 September 2007

Buka dan Berbagi

Share
Sore ini, istriku menitip dibelikan kelapa parut di gang damai. Aku mengiyakan. Setelah urusan di kantor beres - booking alat untuk LOT Rep Pagi ke Sumbawa dan photo ama Godbless - aku segera pulang.
Kios kecil berkusen hijau. Penjual sudah hapal karena aku pernah pesan kartu nama disitu.
"Kelapa 1500"
"Gak boleh, harus 2000"
"Kata biniku boleh, ya udah 2000 tapi yang bersih kulitnya dikupas dulu"
Perempuan kurus itu masuk ke dalam. Kembali dengan menggengam kelapa separuh. Tangannya menarik tali...rreeenngggg mesin pemarut kelapa melahap dan memuntahkan dalam bentuk serbuk.
"tuh khan kalo beli 2000 emang kebanyakkan, ntar gw bilangin bini gw gak boleh 1500. orang dia sering beli segitu"
Perempuan itu hanya terkikik.

Parutan kelapa diperas menjadi santan. Diolah menjadi kolak labu dan singkong.
"Aku belom nanya Papa doyan labu apa gak... tapi gak popo wis kalo gak doyan ada telo kok"
Istriku masih asyik memasak. Sejak membeli kompor gas dan tabung gas, istriku sangat senang memasak. Tiap orang yang pernah mencicipi olahan tangan istriku pasti selalu memuji. Pakde, Mas Ndit, Yudho, Ikhwan.. Paidy.. semua mengatakan enak. Enak di atas standar enak.
"Pa sini, banyak banget, dikasih ke siapa aja ya.."
Kolak satu panci penuh.
Semangkuk di bagi kebawah untuk Mama Keisya, semangkuk aku bagi ke sebelah ke Agus Mundzir.
"Makasih mas, ini ya.." tangan Agus kembali menyorongkan sebotol sirup.
"Apa ini..?"
"Jarisa, oleh-oleh dari kuningan"
Istriku riang sekali dapat Jarisa.
"Ini seger banget, Mama seneng.."

Oh indahnya Ramadhan. Berbuka dan berbagi

0 komentar: